RSS
Hello! Welcome to this blog. You can replace this welcome note thru Layout->Edit Html. Hope you like this nice template converted from wordpress to blogger.

Drama



Drama adalah suatu aksi atau perbuatan (bahasa yunani). Sedangkan dramatik adalah jenis karangan yang dipertunjukkan dalan suatu tingkah laku, mimik dan perbuatan. Sandiwara adalah sebutan lain dari drama di mana sandi adalah rahasia dan wara adalah pelajaran. Orang yang memainkan drama disebut aktor atau lakon.

Drama menurut masanya dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu drama baru dan drama lama.

1. Drama Baru / Drama Modern
Drama baru adalah drama yang memiliki tujuan untuk memberikan pendidikan kepada mesyarakat yang umumnya bertema kehidupan manusia sehari-hari.

2. Drama Lama / Drama Klasik
Drama lama adalah drama khayalan yang umumnya menceritakan tentang kesaktian, kehidupan istanan atau kerajaan, kehidupan dewa-dewi, kejadian luar biasa, dan lain sebagainya.

Macam-Macam Drama Berdasarkan Isi Kandungan Cerita :

1. Drama Komedi
Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan.

2. Drama Tragedi
Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.

3. Drama Tragedi Komedi
Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.

4. Opera
Opera adalah drama yang mengandung musik dan nyanyian.

5. Lelucon / Dagelan
Lelucon adalah drama yang lakonnya selalu bertingkah pola jenaka merangsang gelak tawa penonton.

6. Operet / Operette
Operet adalah opera yang ceritanya lebih pendek.

7. Pantomim
Pantomim adalah drama yang ditampilkan dalam bentuk gerakan tubuh atau bahasa isyarat tanpa pembicaraan.

8. Tablau
Tablau adalah drama yang mirip pantomim yang dibarengi oleh gerak-gerik anggota tubuh dan mimik wajah pelakunya.

9. Passie
Passie adalah drama yang mengandung unsur agama / relijius.

10. Wayang
Wayang adalah drama yang pemain dramanya adalah boneka wayang. Dan lain sebagainya.

istilah-istilah pada seni peran


Adegan : Bagian dari babak yang menggambarkan satu suasana dari beberapa suasana dalam babak

Additive Mixing : Pencampuran warna pada objek yang disinari dari dua atau lebih lampu yang berbeda

Akting : Tingkah laku yang dilakukan pemain sebagai wujud penghayatan peran yang dimainkan

Aktor : orang yang melakukan akting

Amphiteater : Panggung pertunjukan jaman Yunani Kuno

Amplifikasi : Penguatan energi listrik setelah melalui rangkaian elektronik

Apron : Daerah yang terletak di depan layar atau persis di depan bingkai proscenium

Arena : Salah satu bentuk panggung yang tidak dibatasi oleh konvensi empat dinding imajiner

Artikulasi : Hubungan antara apa yang dikatakan dan bagaimana mengatakanya, dan dipengaruhi oleh penguasaan organ produksi suara

Aside : Dialog menyamping, atau suara hati dan pikiran tokoh

Atmosfir : Isitlah teater untuk menyebutkan suasana atau kondisi lingkungan

Audibility : Segala sesuatu yang berkaitan dengan pendengaran

Auditorium : Ruang tempat duduk penonton dalam panggung proscenium

Backdrop : Layar paling belakang. Kain yang dapat digulung atau diturun-naikkan dan membentuk latar belakang panggung

Bahasa tubuh : Bahasa yang ditimbulkan oleh isyarat-isyarat dan ekspresi tubuh

Bar : Pipa bisa yang digunakan sebagai baris untuk pemasangan lampu

Barndoor : Sirip empat sisi yang diletakkan pada lampu dan digunakan untuk mebatasi lebar sinar cahaya

Batten : (1) Lampu flood yang dirangkai dalam satu kompartemen (wadah). (2) Perlengkapan panggung yang dapat digunakan untuk mengaitkan sesuatu dan dapat dipindahpindahkan

Beats : Satu kesatuan arti terkecil dari dialog

Belly to Belly : Dua lensa yang dipasang berhadapan dalam sebuah lampu dan jaraknya bisa diatur

Bifocal : Lampu Bifocal adalah lampu profile standar yang ditambahi dengan shutter tambahan

Blocking : Gerak dan perpindahan pemain dari satu area ke area lain di panggung

Boom : Baris lampu yang dipasang secara vertikal

Border : Pembatas yang terbuat dari kain. Dapat dinaikkan dan diturunkan. Fungsinya untuk memberikan batasan area permainan yang digunakan

Bracket : Pengait untuk memasang lampu pada boom. Disebut pula sebagai boom arm

Catwalk : Permukaan, papan atau jembatan yang dibuat di atas panggung yang dapat menghubungkan sisi satu ke sisi lain

Clamp : Klem atau pengait untuk memasang lampu pada bar, disebut juga sebagai C-clamp atau Hook Clamp

Control Balance : Pengaturan tingkat kekerasan suatu sumber suara terhadap sumber suara yang lain

Control Desk : Disebut juga Remote Control, alat untuk mengatur tinggi

rendahnya intensitas cahaya dari jarak jauh

Cyc Light : Lampu flood yang dikhususkan untuk menerangi layar belakang (siklorama)

Denotasi : Arti yang sebenarnya sesuai dengan arti yang terdapat dalam kamus

Dialog : Percakapan para pemain.

Diafragma : Sekat yang memisahkan antara rongga dada dan rongga perut

Diffuse : Jenis refleksi cahaya yang memiliki pantulan merata serta panjang sinarnya sama

Diftong : Kombinasi dua huruf vokal dan diucapkan bersamaan

Diksi : Latihan mengeja kata dengan suara keras dan jelas

Dimmer ; Alat pengatur tinggi rendahnya intensitas cahaya

Distorsi : Hasil rekaman suara melebihi standar batas maksimal yang ditentukan

Donut : Pelat metal yang digunakan untuk meningkatkan ketajaman lingkar sinar cahaya yang dihasilkan oleh lampu spot

Drama : Salah satu jenis lakon serius dan berisi kisah kehidupan manusia yang memiliki konflik yang rumit dan penuh daya emosi tetapi tidak mengagungkan sifat tragedi

Dramatic Irony : Aksi seorang tokoh yang berkata atau bertindak sesuatu, dimana tanpa disadari akan menimpa dirinya sendiri

Ekstensi : Menambah besarnya sudut antara dua bagian badan

Eksposisi : Penggambaran awal dari sebuah lakon, berisi tentang perkenalan karakter, dan masalah yang akan digulirkan

Elastisitas : Tingkat kekenyalan suatu objek sehingga dengan mudah bisa diterapkan atau digunakan

Ellipsoidal : Jenis reflektor yang memiliki bentuk elips

Emosi : Proses fisik dan psikis yang kompleks yang bisa muncul secara tiba-tiba dan spontan atau diluar kesadaran

Ephemeral : Sifat pertunjukan yang bermula pada suatu malam dan berakhir pada malam yang sama

ERS : Elliposoidal Reflector Spotlight. Lampu spot yang menggunakan reflektor berbentuk elips disebut juga lampu profile atau leko

ERS Axial : Lampu ERS yang bohlamnya dipasang secara horisontal

ERS Radial : Lampu ERS yang bohlamnya dipasang miring 45 derajat

Farce : Seni pertunjukan yang menyerupai dagelan tetapi bukan dagelan yang seperti di Indonesia

Filter : Palstik atau mika berwarna untuk mengubah warna lampu

Flashback : Kilas balik peristiwa lampau yang dikisahkan kembali pada saat ini

Flat Karakter : Karakter tokoh yang ditulis oleh penulis lakon secara datar dan biasanya bersifat hitam putih

Fleksi (flexion) : Membengkokkan suatu sendi untuk mengurangi sudut antara dua bagian badan

Fleksibelitas : Daya lentur suatu objek / tingkat kelenturan suatu objek

Flies : Disebut juga penutup. Bagian atas rumah panggung yang dapat digunakan untuk menggantung set dekor serta menangani peralatan tata cahaya

Floodligth : Jenis lampu yang sinar cahayanya menyebar serta tidak bisa diatur fokusnya

Focal Point : Titik temu (pusat) pendar cahaya

FOH : Front Of House. Bagian depan baris kursi penonton dimana di atasnya terdapat pipa baris lampu

Fokus : (1) Istilah dalam penyutradaraan untuk menonjolkan adegan atau permainan aktor. (2) Istilah tata cahaya untuk area yang disinari cahaya dengan tepat dan jelas Follow Spot ; Jenis lampu spot yang dapat dikendalikan secara manual untuk mengikuti arah gerak pemain

Fore Shadowing : Bayang-bayang yang mendahului sebuah peristiwa yang sesungguhnya itu terjadi

Foyer : Ruang tunggu penonton sebelum pertunjukan dimulai atau saat istirahat Frequency

Respon : Kemampuan dalam menangkap frekuensi pada batas maksimum dan minimum

Fresnel : (1) Lensa yang mukanya bergerigi. (2) Jenis lampu yang menggunakan lensa bergerigi

Gesture : sikap tubuh yang memiliki makna, bisa juga diartikan dengan gerak tubuh sebagai isyarat

Gestus : Aksi atau ucapan tokoh utama yang beritikad tentang sesuatu persoalan yang menimbulkan pertentangan atau konflik antar tokoh

Gimmick : Adegan awal dari sebuah lakon yang berfungsi sebagai pemikat minat penonton untuk menyaksikan kelanjutan dari lakon tersebut

Globe : Panggung yang tempat duduk penontonnya berkeliling, digunakan dalam pementasan teater jaman Elizabeth di Inggris

Gobo : Pelat metal yang dicetak membentuk pola atau motif tertentu dan digunakan untuk membuat lukisan sinar cahaya

Groundrow : Lampu flood yang diletakkan di bawah untuk menerangi aktor atau siklorama dari bawah

Imajinasi : Proses pembentukan gambaran-gambaran baru dalam pikiran, dimana gambaran tersebut tidak pernah dialami sebelumnya atau mungkin hanya sedikit yang dialaminya

Improvisasi : Gerakkan dan ucapan yang tidak terencana untuk menghidupkan permainan.

Intonasi : Nada suara (dalam bahasa jawa disebut langgam), irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata, sehingga tidak datar atau tidak monoton.

Insersio : Kearah mana otot itu berjalan atau arah jalannya otot yang bergerak.

Irama : Gelombang naik turun, longgar kencangnya gerakkan atau suara yang berjalan dengan teratur

Iris : Piranti untuk memperbesar atau memperkecil diameter lingkaran sinar cahaya yang dihasilkan oleh lampu

Jeda : Pemenggalan kalimat dengan maksud untuk memberi tekanan pada kata.

Karakter : Gambaran tokoh peran yang diciptakan oleh penulis lakon melalui keseluruhan ciri-ciri jiwa dan raga seorang peran

Karakter Teatrikal: Karakter tokoh yang tidak wajar, unik, dan lebih bersifat simbolis.

Kolokasi : Asosiasi kata dengan bahasa yang tidak formal, bahasa percakapan sehari-hari pada suatu tempat dan masa tertentu.

Komedi : salah satu jenis lakon yang mengungkapkan cacat dan kelemahan sifat manusia dengan cara yang lucu, sehingga para penonton bisa lebih menghayati kenyataan hidupnya

Komedi Stamboel : Pertunjukan teater yang mendapat pengaruh dari Turki dan sangat populer di Indonesia pada jaman sebelum kemerdekaan

Komunikan : Penerima komunikasi

Komunikator : Penyampai komunikasi

Konflik : Ketegangan yang muncul dalam lakon akibat adanya karakter yang bertentangan, baik dengan dirinya sendiri maupun yang ada di luar dirinya.

Konotasi : Arti kata yang bukan sebenarnya dan lebih dipengaruhi oleh konteks kata tersebut dalam kalimat.

Konsentrasi : Kesanggupan atau kemampuan yang diperlukan untuk mengerahkan pikiran dan kekuatan batin yang ditujukan ke suatu sasaran tertentu sehingga dapat menguasai diri dengan baik.

Lakon : Penuangan ide cerita penulis menjadi alur cerita yang berisi peristiwa yang saling mengait dan tokoh atau peran yang terlibat, disebut juga naskah cerita

Lakon Satir : Salah satu jenis lakon yang mengemas kebodohan, perlakuan kejam, kelemahan seseorang untuk mengecam, mengejek bahkan menertawakan suatu keadaan dengan maksud membawa sebuah perbaikan

Latar Peristiwa : Peristiwa yang melatari adegan itu terjadi dan bisa juga yang melatari lakon itu terjadi

Latar Tempat : Tempat yang menjadi latar peristiwa lakon itu terjadi.

Latar Waktu : Waktu yang menjadi latar belakang peristiwa, adegan, dan babak itu terjadi

Level : (1) Istilah pemeranan dan penyutradraan untuk mengatur tinggi rendah pemain. (2) Isitilah tata suara untuk tingkat ukuran besar kecilnya suara yang terdengar

Lever : Bilah yang dapat dinaikkan dan diturunkan yang terdapat pada control desk

Ligamen : Jaringan ikat yang menghubungkan otot dengan tulang atau pembungkus sendi.

Melodrama : Salah satu jenis lakon yang isinya mengupas suka duka kehidupan dengan cara yang menimbulkan rasa haru kepada penonton

Membran : Selaput atau lapisan tipis yang sangat peka terhadap getaran

Metacarpal : Disebut juga dengan metatarsus atau ossa metatarsalia

yaitu tulang pertama dari jari

Mime : Pertunjukan teater yang menitikberatkan pada seni ekspresi wajah pemain

Mimetic/mimesis : Peniruan atau meniru sesuatu yang ada

Mimik : Ekspresi gerak wajah untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain

Mixed : Jenis refleksi cahaya yang hasilnya bercampur antara relfeksi diffuse dan specular

Monolog : Cakapan panjang seorang aktor yang diucapkan di hadapan aktor lain

Noise : Gangguan suara yang tidak diinginkan dalam memproses suara atau rekaman

Observasi : Kegiatan mengamati yang bertujuan menangkap atau merekam hal apa saja yang terjadi dalam kehidupan

Orchestra Pit : Tempat para musisi orkestra bermain

Origio : Tempat otot timbul atau tempat asal otot yang terkuat

Pageant : Panggung kereta abad Pertengahan yang digunakan untuk mementaskan teater secara berkeliling

Panoramic : Kesan suara yang terdengar pada telinga kiri atau telinga kanan

Pantomimik : Ekspresi gerak tubuh untuk menunjukkan emosi yang dialami pemain

PAR : Parabolic Aluminized Reflector. Lampu yang menggunkan reflektor parabola terangkai dalam satu unit dengan lensanya

Parafrase : Latihan untuk menyatakan kembali arti dialog dengan menggunakan kata-kata kita sendiri, dengan tujuan untuk membuat jelas dialog tersebut

PC : (1) Planno Convex, jenis lensa yang permukaannya halus. (2) Jenis lampu yang menggunakan lensa tunggal baik lensa Planno Convex atau Pebble Convex

Pebble Convex : Jenis lensa yang mukanya halus tapi bagian belakangnya bergerigi

Pemanasan : Serial dari latihan gerakan tubuh dimaksudkan untuk meningkatkan sirkulasi dan meregangkan otot dengan cara progresif (bertahap).

Pemeran : Seorang seniman yang menciptakan peran yang digariskan oleh penulis naskah, sutradara, dan dirinya sendiri.

Penonton : Orang yang hadir untuk menyaksikan pertunjukan teater

Pernafasan : Peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida

Pita magnetic : Pita plastic yang dilapisi oleh serbuk magnet yang digunakan untuk menyimpan getaran listrik

Planno Convex : Jenis lensa (lih. PC)

Plot : Biasa disebut dengan alur adalah kontruksi atau bagan atau skema atau pola dari peristiwa-peristiwa dalam lakon, puisi atau prosa dan selanjutnya bentuk peristiwa dan perwatakan itu menyebabkan pembaca atau penonton tegang dan ingin tahu

Polarity : Kemampuan maksimum dalam menangkap sumber suara

Practical : Lampu sehari-hari atau lampu rumahan yang digunakan di atas panggung

Preset : Pengaturan intensitas cahaya pada control desk disaat lampu dalam keadaan mati (tidak dinyalakan)

Profile : Jenis lampu spot yang dapat ukuran dan bentuk sinarnya dapat disesuaikan

Properti : Benda atau pakaian yang digunakan untuk mendukung dan menguatkan akting pemeran.

Protagonis : Peran utama yang merupakan pusat atau sentral dari cerita

Proscenium : Bentuk panggung berbingkai

Proscenium Arc : Lengkung atau bingkai proscenium

Resonansi : Bergema atau bergaung

Rias Fantasi : Tata rias yang diterapkan untuk menggambarkan sifat atau karakter yang imajinatif

Rias Karakter : Tata rias yang diterapkan untuk menegaskan gambaran karakter tokoh peran

Rias Korektif : Tata rias yang diterapkan untuk memperbaiki kekurangan sehingga pemain nampak cantik

Ritme : Tempo atau cepat lambatnya dialog akibat variasi penekanan kata-kata yang penting.

Round Karakter : Karakter tokoh dalam lakon yang mengalami perubahan dan perkembangan baik secara kepribadian maupun status sosialnya

Scoop ; Jenis lampu flood yang menggunakan reflektor ellipsoidal

Sendi : Hubugan yang terbentuk antara dua tulang.

Sendratari : Pertunjukan drama yang di tarikan atau gabungan seni drama dan seni tari

Side Wing : Bagian kanan dan kiri panggung yang tersem bunyi dari penonton, biasanya digunakan para aktor menunggu giliran sesaat sebelum tampil

Skeneri : Dekorasi yang mendukung dan menguatkan suasana permainan

Skenario : Susunan lakon yang diperagakan oleh pemeran

Soliloki : Cakapan panjang aktor yang diucapkan seorang diri dan kepada diri sendiri

Specular ; Jenis refleksi yang memantulkan cahaya seperti aslinya (efek cermin)

Snoot : Disebut juga Top Hat, piranti yang digunakan untuk mengurangi tumpahan cahaya

Spherical : Jenis reflektor yang memiliki bentuk setengah lingkaran

Spread : Jensi refleksi cahaya yang mengenai objek dengan intensitas lebih tinggi garis cahayanya akan memendar dan direfleksikan lebih panjang dari yang lain

Stand : Pipa untuk memasang lampu yang dapat berdiri sendiri

Struktur Dramatik : Rangkaian alur cerita yang saling bersinambung dari awal cerita sampai akhir.

Suara Nasal : Suara yang dihasilkan oleh rongga hidung karena udara beresonansi.

Suara Oral : Suara yang dihasilkan oleh mulut Subtractive Mixing: Pencampuran warna cahaya yang dihasilkan dari dua filter berbeda

Surprise : Peristiwa yang terjadi diluar dugaan penonton sebelumnya dan memancing perasaan dan pikiran penonton agar menimbulkan dugaan-dugaan yang tidak pasti.

Sutradara : Orang yang mengatur dan memimpin dalam sebuah permainan.

Teknik Muncul : Suatu teknik seorang pemeran dalam memainkan peran untuk pertama kali memasuki sebuah pentas lakon.

Teknik Timing : Teknik ketepatan waktu antara aksi tubuh dan aksi ucapan atau ketepatan antara gerak tubuh dengan dialog yang diucapkan.

Tema : Ide dasar, gagasan atau pesan yang ada dalam naskah lakon dan ini menentukan arah jalannya cerita.

Tempo : Cepat lambatnya suatu ucapan yang kita lakukan

Thrust : Bentuk panggung yang sepertiga bagiannya menjorok ke depan

Timbre : Warna suara yang memberi kesan pada kata-kata yang kita ucapkan

Tirai Besi : Satu tirai khsusus yang dibuat dari logam untuk memisahkan bagian panggung dan kursi penonton. Digunakan bila terjadi kebakaran di atas panggung, tirai ini diturunkan sehingga api tidak menjalar keluar dan penonton bisa segera dievakuasi.

Tragedi : Salah satu jenis lakon yang meniru sebuah aksi yang sempurna dari seorang tokoh besar dengan menggunakan bahasa yang menyenangkan supaya para penonton merasa belas kasihan dan ngeri sehingga penonton mengalami pencucian jiwa atau mencapai katarsis

Trapezium : Tulang yang ada pada antara pergelangan tangan dan ibu jari tangan

Trap Jungkit : Area permainan atau panggung yang biasanya bisa dibuka dan ditutup untuk keluar-masuk pemain dari bawah panggung.

Wicara : Cara kita berbicara dan cara mengucapkan sebuah dialog dalam naskah lakon

Under : (tata suara) Hasil rekaman suara yang sangat lemah

contoh skrip "flash back"


VIKA

karakter 1 (indra) : antagonis (cuek)
karakter 2 (ari) : antagonis (pemarah)
karakter 3 (aldi) : antagonis (licik)
karakter 4 (amel) : antagonis (licik)
karakter 5 (reni) : bijaksana
karakter 6 (vika) : penyabar
karakter 7 (pa isman) : bijaksana

01.ext. lapangan parkir sekolah – sore
all character (ex.character 7)
aldi dan amel berada di tengah kerumunan teman-temannya

ari
(marah, menunjuk k aldi dan amel)
heehhh....!!!kalian sengaja ya adu dombain mereka

reni
(marah)
iya....maksud kalian ap haaahhh....!!!sirik banget sih jadi orang

aldi
(menantang)
hei kalian berdua denger ya....!!!!aku g ad urusan sama kalian...lagian ngapain aku sirik ma mereka...ga penting banget..

indra
(marah besar, hendak memukulkan tangannya kepada aldi)
sialan kamu yaaa....!!!!!!!!!.udah salah ga mau ngaku..

vika
(menahan tangan indra yang hendak memukul)
sudahlah ka....api jangan di balas dengan api...malah akan semakin rumit permasalahannya...

(vika,reni dan ari menenangkan indra,,,indra menurunkan tangannya sambil sedikit emosi)

amel
(memohon)
ndra..ri...ren...ka....maafin kita yaaa.....kita mengaku bersalah....kita ngelakuin ini semata- hanya sirik pada kalian semua...skali lagi maafin yaaa...kita ga akan mengulanginya lagiii...




aldi
(marah)
(sambil nunjuk ke amel) dasar kau penghianat...!!!!!!
pokonya aku ga mau klo harus minta maaf apalagi menjadi teman mereka..
cuuuhhh...(meludah)
(aldi pergi meninggalkan kerumunan)

ari
(marah k amel)
liat tuh temen lu itu ga ada sopan santunnya banget...sombong banget tu orang

vika
(menenangkan)
ariii..... udah laahhh...
amel jg udh minta maaf kan....apa salahnya kita maafin

reni
ya udah lah kita maafin aja dia... tuhan juga masih mau memberikan ampunan kepada hambanya yang mau bertobat masa kita manusia biasa ngga sih...

indra
(tenang)
oke...kmu saya maaf kan.....tapi ingat bila itu terulang lagi...kau akan tau akibatnya...

amel
baiklah....saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi..(menjulurkan tanganya untuk bersalaman pada mereka)

dan mereka pun bermaaf-maafan




02. int. kantin sekolah.-siang
reni, ari, amel dan indra
amel duduk di antara indra dan reni di bangku kantin sambil meminum minuman ringan..

indra
(tegas)
mel....aku pengen nanya sesuatu nih

amel
(bingung)
apaan ndra????


(datanglah ari)

ari
(ceria)
helo bro....lagi pada ngumpul nih? ahhh pasti lagi bicarain si aldi yang baru dikeluarin gara2 narkoba ya…

reni
huuusss…. so tau kmu ri…heuheuheu(tertawa kecil)
udah duduk sini dngerin aja…

(ari duduk d sebelah reni)

amel
mau tanya ap ndra??

indra
aku blh tau ga...kenapa sih dulu kmu dan aldi berniat ngancurin persaudaraan aku dan vika??

amel
ooo itu....tapi jangan marah yaaa....
sebenarnya ....begini ceritanya...

==========FLASH BACK==========

03.int. kamar aldi - sore
aldi dan amel
aldi tiduran sambil curhat pada amel yang sedang duduk sambil membaca majalah

aldi
mel....

amel
(sambil terus membaca majalah) mmmhhh...

aldi
kmu ngerasa ga...klo popularitas kita sebagai anak paling exist d sekolah sekarang di ragukan...

amel
(berhenti membaca majalahnya)
ia sih....aku jg ngrasa bgt...

aldi
ini semua gara2 si anak baru itu.....siapa sih namanya tuh??
amel
oohhhh ia bner...vika kan....!!!
dia so’ bgt...pdahal kan dia anak baru..
miskin lagi

aldi
dia sodara si indra kan? saingan kita selama ini..
(merenung sejenak)
hhhmm....gimana klo kita kerjain mereka??

amel
(binguung)
kerjain gimana?

aldi
kita bikin persaudaraan mereka hancur...mereka kan Cuma adik kaka tiri...

amel
aaaahhh....keterlaluan kmu di..

aldi
ya kmu ga sik niii...kmu masih mau temenan sama aku ga??

amel
oke deh aku ikut...

aldi
naaahhh....gitu donk...itu baru my friend...(sambil nerusin tidurnya)


04. int.ruang makan – pagi
vika, indra dan pa isman
mereka duduk bersama di meja makan...

indra
(berkata pada papanya)
pah...kenapa sih pah harus nikah lagi..sama tante2 centil gtu... (sambil sedikit memandang sinis pada vika) kita kan udah hidup berkecukupan

pa isman
(bijak)
huusss....indraaaa....klo ngomong tuh disaring nak...
papa nikah lagi karena papa ingin ada sosok ibu yang membimbing kamu nak...
lagi pula mamamu itu udah ada kemauan...buktinya dia mau berubah...


(vika yang merasa tidak enak hendak meninggalkan eja makan untuk berangkat ke sekolah)

vika
(sopan)
paaahh...saya pergi duluan ya pah...ada yang harus saya kerjakan dulu d sekolah..

pa isman
oohhh...baik nak....hati2 d jalan...(membisikan ke vika)nak.. jangan dengerin kata2 indra ya... dia Cuma bercanda..

vika
(sambil tersenyum) baik pah....lagi pula memank begitu adanya..
(cium tangan) saya pergi dulu ya pah... assalamualaikum...

pa isman
waalaikum salam (vina beranjak pergi)(pa isman berbicara pada indra) kmu ga pergi bareng sama vika??

indra
(dari tadi cemburu melihat perilaku papanya terhadap vika) MALESSS...!!!!

pa isman
sudah lah ndraa....apa kamu tidak senang bila papamu ini senang???bila itu maumu papa akan segera bercerai lagi dengan mamanya vika...

indra
(tegas)
g usah pah...tapi inget ya pah...saya menerima kehadiran bu gina semata2 karena sayang sama papah...
(cium tangan ibu)saya pergi dulu ya paahh...takut telat

pa isman
ya sudah lah nak......kmu boleh marah sama bu gina...tapi jagain vika di sekolah yaa..

indra
(sambil pergi)
baik paaah.... indra janji... assalamualaikum...



05. ext.kantin –siang
indra, vika, ari, reni, aldi, amel
vika dan reni sedang mengobrol..
aldi
(setengah berbisik pada amel)
mel...liat tuh ada vika..kita mulai jalanin rencana yuk....kmu dketin vika...ok...
ntar gw yg dketin si indra

amel
ok di..semoga kita berhasih...biar kita tetep bisa mempertahankan gelar exist kita..hihihi

(amel pergi mendekati vika, aldi pergi)

hei....kmu anak baru ya??( so’ baik,so kenal)
aku amel..(mengulurkan tangannya)
(reni memeandang sinis karena melihat perilaku amel yang aneh)

vika
(ramah)hei…saya vika..saya pindahan dari bandung..

amel
ooohh….pindahan….eh tapi saya liat2 kmu dket ma indra jg??emank kalian udah kenal ya??

reni
(ketus)dia tuh kakanya vika..

amel
(kaget) hah?! adik kaka?? tapi kok dia ga pernah bilang klo punya adik....malah tadi pagi dia ngbrol ma saya..

reni dan vika
(penasaran) ngbrol apa mel..

amel
tapi mav ni yaa... katanya sih dia punya pembantu baru gtu d rumahnya,,,,dia nyebutin kamu...terus katanya mamanya kamu itu dulunya ce ga bener dan ngehancurin hubungan mama da papanya dia..

reni
ahh...kmu ni suka mengada-ada saja (vika jadi termenung sedih)

amel
serius...masa sih ga percaya sama saya...
eh...saya ke kelas dulu yaa...ada perlu nih..maav ya ka...daaahh..

reni
(mencoba menenagkan vika) sudah lah kaa....jangan difikirkan... pasri indra punya alasan tertentu kenapa dia bicara seperti itu...

vika
(tegar)baiklah ren nanti akan saya bicarakan baik2 kepada indra...

di lain kantin aldi menghampiri indra dan ari

aldi
nra...sini deh...

indra
ada ap di ??(ari dan indra mendekat)

aldi
si vika itu an adik kmu??

indra
iya...emank kenapa??

aldi
tadi dia ngbrol ma cwe aku... dia cepet akrab yaa....masa dia udah curhat tentang keluarganya sama amel...

indra dan ari
(kaget) oiyaaa????

aldi
iya ndra...tadi dia bilang papamu itu suka main wanita...dan katanya kmu tuh anak haram yang ga tau siapa mamanya...

ari
waduuhhhh keterlaluan nih adik adikmu...(ari dan indra mulai naik emosinya)

aldi
ndra mendingan kmu samperin deh k kelasnya...sebelum dia sebarin k temen2 stu sekolah

indra
ok di...thanks ya infonya....
ri...ayo kita ke kelas vika..

ari
ayo ndra...kita labrak aja tuh anak blagu

(ari dan indra pergi,aldi tertawa sinis)
06.int.kelas-siang
ari, indra, reni, vika
indra dan ari menghampiri reni dan vika

indra
(marah)
(menggebrak meja)vika...kamu ngelunjak ya....kamu udah saya baik- baikin malah ngomong yang engga2 sama teman2ku

vika
(bingung) ada apa ini ka??

ari
ga usah so suci dehh...

indra
vika….kamu bilang sama temen2 aku kan…klo aku ini anak haram..

vika
ngga ka...

indra
ga usah mengelak, saya sudah tau semuanya

reni
indra...tenaglah sedikit beri vika waktu untuk berbicara..biarkan vika menjelaskan..

ari
udah ndraa...hajar ajaaa...

indra
kamu mau jelasin apa???

vika
demi tuhan ka...saya tidak pernah berbicara seperti itu pada siapapun...malah saya aneh kenapa kaka selalu merendahkan saya dan mama saya...

indra
(marah)
aahhh alasan kamu...(sambil mendorong vika)

reni
sabar ka...ini Cuma salah faham...indra belum tau pemasalahannya apa..



07.ext.depan sekolah-sore
ari, indra, vika, reni, dan pa isman
pa isma sedang menunggu indra dan vika di sebuah kios d depan mobilnya.
vika datang bersama indra.

pa isman
lo ko kalian cemberut gini??ada masalah??

indra
(marah)ini pah...vika dia sudah mencoreng nama baik saya d depan teman2 sekolah ku...dia bilang kalo saya anak haram

pa isman
benar begitu vika??

vika
(tenang) tidak pah..malah seharusnya saya yang marah..
kaka bilang pada teman2 baru saya klo saya pembantu dia dan mama tuh cewe ga bener..

indra
(marah) ngga pah....dia tuh Cuma ngarang cerita..

pa isman
tunggu- tunggu...kalian tenang ya....jangan pake emosi...
kayanya ada yang aneh nih...vika...apa benar kmu bicara seperti itu??

vika
tidak pa..

pa isman
indra...kmu bicara seperti itu??

indra
tidak pah..

pa isman.
ya sudah lah...ini Cuma slah faham...cepat kalian bersalaman...kalian kan adik kaka sekarang...
(indra dan vika bersalaman tanpa saling memandang)

nah sekarang ayo kita pulang...





08.int.rumah indra- sore
indra, ari, pa isman, vika dan reni
ari dan indra ngobrol d belakang pa isman yang sedang menonton tv

indra
ri..ternyata kemarin kita salah faham??

ari
maksud kmu ndra???

indra
iya ternyata ada yang tidak suka dengan aku dan vika

ari
siapa ndra??

indra
ini pasti kerjaan si aldi...

ari
wah berarti amel juga ikutan....

indra
iya ri...aldi deketin saya...sedangkan amel yang deketin vika

ari
waduuhhh kurang ajar ni orang...mereka belum tau ya siapa ari..

pa isman
(pa isman mendengar) heeiii jangan berburuk sangka pada orang lain...kalo belum ada bukti jangan menyalahkan orang

indra.
hihihi iya pah...

reni dan vika baru datang setelah bermain bersama ngebrol sambil menuju kamar vika.. dan melewati indra dan ari yang sedang berbicara..

indra
de..sini deh..

vika
ya ka...(vika duduk d samping indra)(reni masih berdiri)ren sini duduk..



indra
de...maavin kaka ya..tentang sikap kaka selama ini...kaka udah selalu se enaknya sama kamu..dan selalu berburuk sangka sama kmu...

vika
iya ka harusnya saya yang minta maav...saya sudah berfikiran buruk tentang kaka..

reni
(to ari)aduhhh seneng ya ngeliat mereka akur.

ari
hahaha...emank harusnya ereka gitu dari dulu...Cuma ini semua gara2 pasangan aneh itu mreka jadi ga akur...

reni
sudah lah ri...jangan menyalahkan orang lain ini kan sudah berakhir..besok pulang sekolah kita bicarakan saja dengan mereka tentang hal ini...mungkin mereka punya alasan kenapa mereka begitu..

indra
(tenang) ok besok kita samperin tuh anak..

vika
tapi kaka jangan pake emosi yaa...

indra
iya de...


pa isman
nah gitu donk pada akur...
reni, ari, sudah makan belum??

ari
belum om...hehehehe

reni
udah om makasih

pa isman
ahhh sudah jangan malu2...ayo ikut om..kita makan di luar saja yukk...

indra dan ari
(kompak) oke oommmm......berangkat..
(vika den reni hanya tersenyum)

09.ext. lapangan parkir sekolah – sore
all character (ex.character 7)
aldi dan amel berada di tengah kerumunan teman-temannya

ari
(marah, menunjuk k aldi dan amel)
heehhh....!!!kalian sengaja ya adu dombain mereka

reni
(marah)
iya....maksud kalian ap haaahhh....!!!sirik banget sih jadi orang

aldi
(menantang)
hei kalian berdua denger ya....!!!!aku g ad urusan sama kalian...lagian ngapain aku sirik ma mereka...ga penting banget..

indra
(marah besar, hendak memukulkan tangannya kepada aldi)
sialan kamu yaaa....!!!!!!!!!.udah salah ga mau ngaku..

vika
(menahan tangan indra yang hendak memukul)
sudahlah ka....api jangan di balas dengan api...malah akan semakin rumit permasalahannya...

(vika,reni dan ari menenangkan indra,,,indra menurunkan tangannya sambil sedikit emosi)

amel
(memohon)
ndra..ri...ren...ka....maafin kita yaaa.....kita mengaku bersalah....kita ngelakuin ini semata- hanya sirik pada kalian semua...skali lagi maafin yaaa...kita ga akan mengulanginya lagiii...




aldi
(marah)
(sambil nunjuk ke amel) dasar kau penghianat...!!!!!!
pokonya aku ga mau klo harus minta maaf apalagi menjadi teman mereka..
cuuuhhh...(meludah)
(aldi pergi meninggalkan kerumunan)

ari
(marah k amel)
liat tuh temen lu itu ga ada sopan santunnya banget...sombong banget tu orang

vika
(menenangkan)
ariii..... udah laahhh...
amel jg udh minta maaf kan....apa salahnya kita maafin

reni
ya udah lah kita maafin aja dia... tuhan juga masih mau memberikan ampunan kepada hambanya yang mau bertobat masa kita manusia biasa ngga sih...

indra
(tenang)
oke...kmu saya maaf kan.....tapi ingat bila itu terulang lagi...kau akan tau akibatnya...

amel
baiklah....saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi..(menjulurkan tanganya untuk bersalaman pada mereka)

dan mereka pun bermaaf-maafan

Plot Cerita (part 2)



KAIDAH PENGEMBANGAN PLOT

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar plot yang kita bangun tidak saja menjadi menarik, tetapi juga sesuai dengan logika cerita, dan tidak melebar ke mana-mana sehingga kehilangan fokus cerita. Dalam buku How to Analyze Fiction, Kenny mengemukakan kaidah-kaidah pemlotan meliputi masalah plausibilitas (plausibility), adanya unsur rasa ingin tahu (suspense), kejutan (suprise), dan kesatupaduan (unity).

Plausibilitas

Plausibilitas memiliki pengertian suatu hal yang dapat dipercaya sesuai dengan logika cerita. Plot sebuah cerita harus memiliki sifat plausibel atau dapat dipercaya oleh pembaca. Pengembangan cerita yang tak plausibel dapat membingungkan dan meragukan pembaca.

Sebuah cerita dikatakan memiliki sifat plausibel jika tokoh-tokoh cerita dan dunianya dapat diimajinasikan dan jika para tokoh dan dunianya tersebut serta peristiwa-peristiwa yang dikemukakan mungkin saja dapat terjadi. Plausibilitas cerita tidak berarti peniruan realitas belaka, tetapi lebih disebabkan ia memiliki keberkaitan dengan pengalaman kehidupan. Apakah jika seseorang berada dalam persoalan dan situasi seperti yang dialami tokoh cerita akan bertindak seperti yang dilakukan tokoh itu? Misalnya saja, mungkinkah seorang tokoh cerita yang mengalami keterbelakangan mental mampu menjawab soal-soal pertanyaan dalam olimpiade fisika? Dalam sebuah cerita fiksi itu mungkin saja, namun tentunya hal ini sangat tidak bisa dipercaya, oleh sebab itu ia tak memiliki sifat plausibel.

Suspense

Suspense memiliki pengertian pada adanya perasaan semacam kurang pasti terhadap peristiwa-peristiwa yang akan terjadi, khususnya yang menimpa tokoh protagonis atau yang diberi simpati oleh pembaca. Sebuah cerita yang baik tentunya harus mampu membangkitkan rasa ingin tahu pembaca. Suspense tidak semata-mata hanya berurusan dengan ketidaktahuan pembaca, tetapi lebih dari itu, mampu mengikat pembaca seolah-oleh terlibat dalam kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dan dialami oleh tokoh cerita. Suspense akan mendorong, menggelitik dan memotivasi pembaca untuk setia mengikuti cerita, mencari jawaban dari rasa ingin tahu terhadap kelanjutan dan akhir cerita.

Suprise

Plot sebuah cerita yang menarik tidak saja harus mampu membangkitkan rasa ingin tahu pembaca, tetapi juga mampu memberika kejutan atau ketakterdugaan. Plot sebuah karya fiksi dikatakan memiliki sebuah kejutan apabila sesuatu yang dikisahkan atau kejadian-kejadian yang ditampilkan menyimpang atau bahkan bertentangan dengan harapan pembaca. Jadi, dalam karya itu terdapat suatu penyimpangan, pelanggaran atau pertentangan apa yang ditampilkan dalam cerita dengan apa yang telah menjadi kebiasaan, atau mentradisi.

Kesatupaduan

Kesatupaduan memiliki pengertian keberkaitan unsur-unsur yang ditampilkan, khususnya peristiwa-peristiwa fungsional, kaitan, dan acuan, yang mengandung konflik atau pengalaman kehidupan yang hendak disampaikan. Ada benang merah yang menghubungkan berbagai aspek cerita sehingga seluruhnya dapat terasa sebagai satu kesatuan yang utuh dan padu.

PENAHAPAN PLOT

Peristiwa awal yang ditampilkan dalam sebuah karya fiksi mungkin saja langsung berupa adegan-adegan yang memiliki kadar konflik dan dramatik tinggi, bahkan merupakan konflik yang amat menentukan plot karya yang bersangkutan. Padahal, pembaca belum dibawa masuk dalam suasan cerita, belum tahu awal dan sebab-sebab terjadinya konflik. Hal yang demikian dapat terjadi disebabkan urutan waktu penceritaan yang sengaja dimanipulasi dengan urutan peristiwa untuk mendapatkan efek artistik tertentu, yang memberikan kejuta dan membangkitkan rasa ingin tahu pembaca. Kaitan antarperistiwa haruslah jelas, logis dan dapat dikenali urutan kewaktuannya terlepas dari penempatannya yang mungkin di awal, tengah, atau akhir.

Aristoteles mengemukakan bahwa tahapan plot harus terdiri dari tahapan awal, tahapan tengah, dan tahapan akhir.

1. Tahap awal sebuah cerita merupakan tahap perkenalan. Pada umumnya berisi informasi yang berkaitan dengan berbagai hal yang akan dikisahkan pada tahap-tahap berikutnya. Fungsi pokok tahapan awal adalah memberikan informasi dan penjelasan seperlunya yang berkaitan dengan pelataran dan penokohan. Pada tahapan ini, juga sudah dimunculkan sedikit demi sedikit masalah yang dihadapi tokoh yang menyulut konflik, pertentangan-pertentangan dan lain-lain yang akan memuncak di bagian tengah.

2. Tahap tengah sebuah cerita sering juga disebut sebagai tahap tikaian. Pada tahap ini konflik yang sudah mulai dimunculkan pada tahap awal mengalami peningkatan, semakin menegangkan, hingga mencapai titik intensitas tertinggi atau klimaks.

3. Tahap akhir sebuah cerita biasa juga disebut sebagai tahapan peleraian yang menampilkan adegan tertentu sebagai akibat dari klimaks. Tahapan ini merupakan tahapan penyelesaian masalah atau bisa juga disebut sebagai tahapan anti klimaks. Penyelesaian sebuah cerita dapat dikatagorikan menjadi dua: penyelesaian tertutup dan penyelesaian terbuka. Penyelesaian tertutup menunjuk pada keadaan akhir sebuah karya fiksi yang memang sudah selesai. Sedangkan penyelesaian terbuka lebih membuka peluang bagi kelanjutan cerita sebab konflik belum sepenuhnya selesai dan membuka peluang untuk berbagai penafsiran dari pembacanya.

Demikianlah perkenalan kita dengan salah satu elemen penting dalam penulisan fiksi, yaitu plot. Kualitas plot sangat ditentukan oleh kadar masalah yang menghadang langkah tokoh cerita dalam menemukan penyelesaian. Bagaimana hambatan-hambatan tersebut membuat tokoh-tokoh cerita anda bertindak dengan gigih demi terwujudnya akhir cerita. Perpaduan antara perjuangan keras dan ancaman nyata berupa kegagalan akan membuat pembaca terpikat untuk terus menikmati tulisan anda hingga akhir cerita.

Plot Cerita (part 1)


Selama ini pengertian plot sering disalahpahami sebagai alur atau jalan cerita. Mungkin karena keduanya dibangun oleh unsur ‘peristiwa’. Penyamaan begitu saja antara plot dengan alur, apalagi mendifinisikan plot sebagai alur agaknya kuranglah tepat. Di dalam sebuah alur belum tentu terdapat plot, sebaliknya sebuah plot sudah pasti akan membentuk alur. Lalu apakah plot dan alur itu?

Forster dalam Aspec of Novel mengartikan alur atau jalan cerita sebagai sebuah narasi berbagai kejadian yang sengaja disusun berdasarkan urutan waktu. Atau peristiwa demi peristiwa yang susul menyusul.

Sedangkan plot adalah hubungan kausalitas (sebab-akibat) sebuah peristiwa dengan peristiwa yang mendahuluinya atau peristiwa setelahnya. Bahasa sederhananya, hubungan sebab-akibat antarperistiwa dalam sebuah cerita.

Perhatikan kalimat berikut: “Ibu meninggal dunia, satu bulan kemudian ayah menyusulnya”. Kalimat tersebut belumlah cukup dikatakan mengandung unsur plot, karena sekedar menunjukan urutan waktu (kronologis) kejadian saja. Peristiwa kematian ayah belum tentu disebabkan oleh kematian ibu. Bisa saja ayah meninggal dunia karena tertabrak motor, misalnya. Sehingga tak ada hubungannya dengan kematian ibu. Akan berbeda apabila kalimatnya diubah menjadi: “Ibu meninggal dunia, satu bulan kemudian ayah menyusulnya karena tak kuasa menanggung kesedihan”. Pada kalimat yang kedua ini, selain terdapat urutan waktu kejadian, juga mengandung unsur sebab akibat. Peristiwa kematian ibu menjadi penyebab kematian ayah. Inilah yang disebut plot.

UNSUR PEMBANGUN PLOT

Seperti yang telah disebutkan di awal, plot dibangun oleh unsur peristiwa. Namun, sebuah peristiwa tidak begitu saja hadir. Peristiwa hadir akibat dari aktivitas tokoh-tokoh di dalam cerita yang memiliki konflik atau pertentangan dengan dirinya sendiri, tokoh lainnya, atau dengan lingkungan di mana tokoh itu berada. Namun peristiwa juga bisa disebabkan oleh aktivitas alam yang menimbulkan konflik dengan manusia. Tanpa adanya konflik, sebuah peristiwa hanya akan menjadi narasi tak sempurna. Setiap konflik akan bergerak menuju titik intensitas tertinggi, di mana pertentangan tak dapat lagi dihindari. Itulah yang disebut sebagai klimaks. Dengan demikian dapat dikatakan, sebuah plot dibangun oleh peristiwa, konflik, dan klimaks.

Peristiwa

Peristiwa dapat diartikan sebagai peralihan dari satu keadaan ke keadaan lainnya (Luxemburg dkk, 1992: 150). Sebuah karya fiksi tentunya tidak terbangun hanya dari satu peristiwa saja, tetapi banyak peristiwa. Namun, tidak semua peristiwa di dalam karya fiksi berfungsi sebagai pembangun plot. Berdasarkan fungsi terhadap pengembangan plot itulah, peristiwa dapat dibedakan menjadi peristiwa fungsional, kaitan, dan acuan.

1. Peristiwa fungsional adalah peristiwa-peristiwa yang sangat mempengaruhi pengembangan plot. Rangkaian peristiwa-peristiwa fungsional merupakan inti dari cerita. Jika sebuah peritiwa fungsional dihilangkan akan menyebabkan cerita itu menjadi lain, atau bahkan menjadi tidak logis.

Gelas ditangan ayah tiba-tiba saja terjatuh. Hatinya menjadi gelisah. Dia merasa sesuatu yang buruk akan terjadi. Telepon di ruang tengah berbunyi. Seorang polisi mengabarkan sebuah kecelakan bus yang terjadi beberapa jam lalu. Ibu meninggal dunia dalam kecelakaan itu.

Semenjak kematian ibu, ayah sering mengurung diri di dalam kamarnya. Satu bulan kemudian, ayah menyusul ibu karena tak kuasa menanggung kesedihan.

Paragraf di atas menyuguhkan kepada kita rangkain peristiwa yang membentuk plot. Terdapat dua peristiwa fungsional di dalam paragraf tersebut. Yaitu peristiwa kematian ibu, yang disusul oleh kematian ayah. Peristiwa kematian ibu menjadi penyebab kematian ayah (perhatikan kalimat yang ditebalkan). Apabila kalimat-kalimat lainnya dihilangkan tidak akan mempengaruhi bangunan cerita. Namun sebaliknya apabila salah satu dari peristiwa fungsional itu dihilangkan, maka cerita akan bergerak ke arah yang berbeda, atau menjadi kurang logis.

2. Peristiwa kaitan adalah peristiwa-peristiwa yang berfungsi mengaitkan peristiwa-peristiwa fungsional dalam pengurutan penyajian cerita.

Gelas ditangan ayah tiba-tiba saja terjatuh. Hatinya menjadi gelisah. Dia merasa sesuatu yang buruk akan terjadi. Telepon di ruang tengah berbunyi. Seorang polisi mengabarkan sebuah kecelakan bus yang terjadi beberapa jam lalu. Ibu meninggal dunia dalam kecelakaan itu.

Semenjak kematian ibu, ayah sering mengurung diri di dalam kamarnya. Satu bulan kemudian, ayah menyusul ibu karena tak kuasa menanggung kesedihan.

Perhatikan kalimat yang ditebalkan pada paragraf di atas. Peristiwa mengurungdirinya ayah di dalam kamar semenjak kematian ibu, hanya berfungsi mengait peristiwa kematian ibu dengan peristiwa kematian ayah. Peristiwa tersebut tidak mempengaruhi pengembangan plot, tetapi hanya sebagai penyeling, sehingga apabila dihilangkan tidak akan merusak logika cerita.

3. Peristiwa acuan adalah peristiwa-peristiwa yang tidak secara langsung berhubungan dengan plot, tetapi lebih berkaitan dengan unsur-unsur lain seperti perwatakan atau suasana yang melingkupi batin seorang tokoh sebelum terjadi peristiwa penting.

Gelas ditangan ayah tiba-tiba saja terjatuh. Hatinya menjadi gelisah. Dia merasa sesuatu yang buruk akan terjadi. Telepon di ruang tengah berbunyi. Seorang polisi mengabarkan sebuah kecelakan bus yang terjadi beberapa jam lalu. Ibu meninggal dunia dalam kecelakaan itu.

Semenjak kematian ibu, ayah sering mengurung diri di dalam kamarnya. Satu bulan kemudian, ayah menyusul ibu karena tak kuasa menanggung kesedihan.

Peristiwa jatuhnya gelas ditangan ayah dan kegelisahan yang melingkupi batin ayah sebelum mendapat telepon dari polisi, memberikan isyarat akan terjadinya sebuah peristiwa penting; kematian ibu.

Konflik


Konflik memiliki pengertian pertarungan atau pertentangan antara dua hal yang menyebabkan terjadinya aksi reaksi. Pertentangan itu bisa berupa pertentangan fisik, ataupun pertentangan yang terjadi di dalam batin manusia. Konflik merupakan unsur terpenting dari pengembangan plot. Bahkan bisa dikatakan sebagai elemen inti dari sebuah karya fiksi. Stanton dalam An Introduction to Fiction membedakan konflik menjadi dua, yaitu konflik eksternal dan konflik internal.

a. Konflik eksternal adalah pertentangan yang terjadi antara manusia dengan sesuatu yang berada di luar dirinya. Konflik ini dibagi lagi menjadi dua macam. Konflik elemental, yaitu konflik yang terjadi akibat adanya pertentangan antara manusia dengan alam; manusia lawan alam. Misalnya saja konflik yang timbul akibat adanya banjir besar, gempa bumi, gunung meletus, dsb. Sedangkan konflik sosial terjadi disebabkan adanya kontak sosial antarmanusia, atau masalah yang muncul akibat adanya hubungan sosial antarmanusia. konflik sosial bisa terjadi antara manusia lawan manusia atau manusia lawan masyarakat. Misalnya saja berupa masalah penindasan, peperangan, penghianatan, pemberontakan terhadap terhadap adat lama, dsb.

b. Konflik Internal adalah konflik yang terjadi di dalam hati atau jiwa seorang tokoh cerita. Pertentangan yang terjadi di dalam diri manusia. Manusia lawan dirinya sendiri. Misalnya saja konflik yang terjadi akibat adanya pertentangan antara dua keinginan, keyakinan, pilihan yang berbeda, harapan-harapan dan masalah-masalah lainnya.

Klimaks

Menurut Stanton dalam An Introduction to Fiction klimaks adalah saat konflik telah mencapai titik intensitas tertinggi, dan saat itu merupakan sesuatu yang tak dapat dihindari kejadiannnya. Artinya, berdasarkan tuntutan dan kelogisan cerita, peristiwa itu harus terjadi, tidak boleh tidak. Klimaks merupakan pertemuan antara dua hal yang dipertentangkan dan menentukan bagaimana konflik itu akan diselesaikan.

Konsentrasi


Kunci utama yang dibutuhkan oleh kita untuk bisa berhasil pada suatu hal yang kita kerjakan adalah pada faktor konsentrasi. Jika kita bisa fokus untuk berkonsentrasi maka segala sumber daya yang kita miliki akan bisa mengalir dengan maksimal untuk tujuan yang kita butuhkan, seperti saat kita belajar, bekerja, atau pun melakukan hal apapun dengan lebih berkonsentrasi akan menghasilkan hal yang maksimal.

Sebelum mencoba menjabarkan lebih lanjut lagi, coba secara sederhana saya akan menjabarkan apa itu konsentrasi. Konsentrasi adalah fokus atau pemusatan fikiran kita terhdap suatu hal yang kita kerjakan dengan mengenyampingkan hal yang lain. Dan perlu diketahui bahwa tiap orang mempunyai level konsentrasi yang berbeda.

Dalam tulisan ini pertama saya akan mencoba menjelaskan beberapa faktor yang menurut saya dapat menyebabkan kita tidak bisa konsentrasi atau yang menghambat konsentrasi
1. Belum memiliki tujuan terhadap apa yang dikerjakan
2. Kekurangan minat terhadap sesuatu yang dikerjakan
3. Urusan-urusan kecil atau fikiran-fikiran yang melintas dalam otak sehingga sering memecah perhatian yang sedang dipusatkan Gangguan kesehatan atau keletihan.
4. Tidak percaya pada kemampuan diri sendiri.
5. Rasa Bosan
6. Kondisi Fisik yang menurun atau Rasa Lelah
7. Lingkungan yang tidak mendukung (berisik, Lingkungan berantakan, atau gangguan-gangguan yang tidak perlu)

Setelah mengetahui beberapa hambatan yang dapat membuat kita tidak konsentrasi, saya akan coba menjabarkan bagaimana kita untuk bisa berkonsentrasi.
1. Berdoa kepada Tuhan YME
2. Tetapkan target yang akan kita capai dalam melakukan sesuatu, dan berikan kejelasan batas waktu yang akan kita kerjakan
3. Persiapkan segala sesuatu sesuai dengan yang kita lakukan (persiapan yang matang)
4. Memberikan tantangan kepada diri Anda untuk melakukan sesuatu yang luar biasa. (Beri semangat dan motivasi diri)
5. Pusatkan perhatian hanya pada pekerjaan yang sedang anda lakukan. Usahakan saat mengerjakan suatu tugas, jangan memikirkan hal lain yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan.
6. Jangan biarkan mata Anda menatap berkeliling, tetapi jaga agar tetap menatap ke arah pekerjaan Anda,kita harus mengawasi pikiran kita secara sadar dan mencegah diri kita agar tidak terpengaruh gangguan apapun yang dapat mempengaruhi konsentrasi kita
7. Hindarkan diri anda dari gangguan-gangguan yang tidak perlu seperti interupsi telpon yang tidak penting, obrolan rekan kerja anda, dan tamu tak diundang.
8. Disiplin pada waktu.
9. Perhatikan Kondisi Fisik, jika perlu tetapkan waktu istirahat untuk memulihkan kelelahan dalam berkonsentrasi.

Kemampuan konsentrasi bukan bakat yang diperoleh sejak lahir tapi kebiasaan yang dapat dilatih. Pada dasarnya konsentrasi adalah akibat dari perhatian yang ditimbulkan secara sadar oleh seseorang. Setiap orang dengan melatih diri dan mengembangkan minatnya dapat meningkatkan kemampuan konsentrasinya sehingga menjadi kebiasaan yang mudah dilakukan sewaktu-waktu diperlukan. konsentrasi memiliki manfaat yang luar biasa terhadap hidup kita. Konsentrasi dapat meningkatkan produktivitas dan memberikan ketenangan pikiran.

Konsentrasi adalah merupakan suatu aktivitas. Tentu saja, semakin kita praktekkan dan latih, akan semakin baik pula kemampuan konsentrasi kita. Kita tentunya tidak mengharapkan untuk bisa menjadi hebat tanpa pelatihan. Sama juga halnya dengan konsentrasi. Konsentrasi adalah seperti otot tubuh, semakin kita melatihnya, maka akan semakin kuat pula jadinya. Memang tidak ada latihan khusus yang spesifik untuk konsentrasi, namun hidup memberikan begitu banyak kesempatan bagi kita untuk melatih konsentrasi. Kuncinya adalah untuk selalu mengambil kesempatan untuk meningkatkan kemampuan konsentrasi. Semoga tulisan ini dapat membantu anda dalam meningkatkan konsentrasi.

Ekspresi Wajah



Ekspresi wajah atau mimik adalah hasil dari satu atau lebih gerakan atau posisi otot pada wajah. Ekspresi wajah merupakan salah satu bentuk komunikasi nonverbal, dan dapat menyampaikan keadaan emosi dari seseorang kepada orang yang mengamatinya. Ekspresi wajah merupakan salah satu cara penting dalam menyampaikan pesan sosial dalam kehidupan manusia, namun juga terjadi pada mamalia lain dan beberapa spesies hewan lainnya.

Manusia dapat mengalami ekspresi wajah tertentu secara sengaja, tapi umumnya ekspresi wajah dialami secara tidak sengaja akibat perasaan atau emosi manusia tersebut. Biasanya amat sulit untuk menyembunyikan perasaan atau emosi tertentu dari wajah, walaupun banyak orang yang merasa amat ingin melakukannya. Misalnya, orang yang mencoba menyembunyikan perasaan bencinya terhadap seseorang, pada saat tertentu tanpa sengaja akan menunjukkan perasaannya tersebut di wajahnya, walaupun ia berusaha menunjukkan ekspresi netral. Hubungan perasaan dan ekspresi wajah juga dapat berjalan sebaliknya, pengamatan menunjukkan bahwa melakukan ekspresi wajah tertentu dengan sengaja (misalnya: tersenyum), dapat mempengaruhi atau menyebabkan perasaan terkait benar-benar terjadi.

Sebagian ekspresi wajah dapat diketahui maksudnya dengan mudah, bahkan oleh anggota spesies yang berbeda, misalnya kemarahan dan kepuasan. Namun, beberapa ekspresi lainnya sulit diartikan, misalnya ketakutan dan kejijikan kadang sulit dibedakan. Selain itu, kadang-kadang suatu wajah dapat disalahartikan mengalami emosi tertentu, karena susunan otot-otot wajah orang tersebut secara alami menyerupai wajah seseorang yang mengalami ekspresi tertentu, misalnya wajah seseorang yang tampak selalu tersenyum.

 
Copyright 2009 shining star. All rights reserved.
Free WordPress Themes Presented by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy